Cerita Motivasi Yatim Piatu Menjadi Raja Minyak
Masih muda sudah berlimpah harta. Itulah Roman Abramovich. Kekayaan raja minyak dari Rusia berusia 40 tahun itu, kini mencapai 18,7 miliar dolar AS, atau Rp 170,17 triliun. Wajar bila Majalah Forbes mendaulatnya sebagai orang muda terkaya sejagad. Pemilik klub sepak bola Chelsea itu bertengger di posisi ke-16 daftar Forbes. Abramovich sendiri bukanlah anak orang kaya. Pria kelahiran Saratov, Rusia, 24 Oktober 1966 itu sejak kecil sudah yatim piatu. Begitu sedikit petikan kisah yang saya baca dari harian Republika tertanggal 10 April 2007 – dengan tajuk “Yatim Piatu Muda Terkaya Dunia” terus terang saya belum membaca secara keseluruhan bagaimana dia memperjuangkan hidupnya sehingga menjadi salah satu milyarder terkaya di dunia.
Cerita Motivasi Yatim Piatu Menjadi Raja Minyak |
Hanya dari petikan kisah hidupnya yang saya nilai fantastis membuat tangan saya tergerak untuk mencoba menarik hikmah, bukan hanya dari keberhasilan dan kekayaannya. Saya justru lebih tertarik pada statusnya yang nota bene sebagai anak yatim piatu, yang berarti tidak berayah dan beribu. Bukan kisah baru memang, beribu-ribu tahun yang lalu pun kisah yang serupa pun sudah pernah ada. Sebagai contoh kisah Nabi kita Muhammad SAW, beliau jelas-jelas jadi contoh yang amat nyata. Walau pun lahir sebagai seorang yatim piatu toh beliau bisa meraih keberhasilan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Jadi inilah yang ingin saya jadikan bahan perenungan dan inspirasi hidup, bahwa keberhasilan dan kesuksesan hidup seseorang tak selalu harus datang dari dalam keluarga yang utuh, yang bahagia, yang sejahtera. Karena segala kekurangan dan ketidak sempurnaan itu, bagi sedikit orang malah bisa jadi semangat dan pemicu untuk meraih keberhasilan… Mungkin kita tidak akan bisa meraih sampai setinggi itu.
Dia adalah anak yatim piatu pada usia 16 tahun. Setelah tidak ada kedua orangtuanya, ia ikut paman bibinya yaitu Lyudmila dan Leib. Ia berwirawasta, berkeliling kota menjajakan mainan plastik, dia bekerja keras untuk usahanya dengan bangun sangat pagi jam 08.00 sudah star menjajakan dagangannya keliling kota dan baru pulang pukul 22.00, setiap hari ia lakukan dengan suka cita, tanpa mengeluh tanpa gengsi dan tanpa berteori. dia hanya tahu 1 hal yakni bekerja yang terbaik untuk dagangannya dan fokus pada cita-citanya. tidak banyak menoleh kanan dan kiri dan tidak ada keraguan dalam dirinya bahwa dagangannya mainan plastik anak-anak akan mengantarkan pada suatu bisnis yang gemilang. Tak heran ia sangat capek ketika sampai dirumah, begitu tutur istrinya, Olga. Yang pada akhirnya ia mencapai kesuksesan yang gemilang. dan itu sangat menginspirasikan pada suatu proses menuju puncak kegemilangan